Pendengar dengan cermat mengikuti pertunjukan seperti itu di mana konten baru terus-menerus terungkap dalam materi yang disajikan. Jika pementasan tidak mengandung sesuatu yang baru, dibiarkan begitu saja, peserta acara mulai bosan. Pertanyaan bagaimana membangkitkan, dan yang paling penting, untuk menjaga perhatian audiens, sering muncul dari pembicara.
instruksi
Langkah 1
Pastikan bahwa pidato Anda diatur secara logis, konsisten, masuk akal, konsisten. Mempertahankan perhatian audiens difasilitasi oleh penyajian ide-ide dalam oposisi. Gunakan teknik dramatisasi: gambar visual dan emosional dari peristiwa yang terkait dengan topik pidato cocok. Gunakan provokasi. Nyatakan fakta yang mungkin tidak sesuai dengan audiens (dan karena itu menarik perhatian mereka), dan kemudian bekerja dengan audiens untuk menemukan metode konstruktif untuk memecahkan masalah.
Langkah 2
Pidato Anda harus bermakna. Informasi baru yang tidak diketahui pendengar atau interpretasi asli dari fakta yang diketahui sebelumnya akan menarik perhatian audiens.
Langkah 3
Nyatakan fakta dengan cara yang dapat diakses. Berhenti sejenak untuk merenungkan apa yang Anda dengar. Pendengar harus dapat mengasimilasi apa yang dikatakan dan ditulis, jika perlu.
Langkah 4
Sertakan dalam istilah dan konsep pidato Anda bahwa Anda tahu persis definisinya. Cobalah untuk membuat presentasi Anda jelas dan dapat dimengerti. Untuk melakukan ini, gunakan contoh kehidupan nyata, alat bantu visual, sarana artistik, gabungkan secara rasional proposisi teoretis dengan fakta.
Langkah 5
Gunakan gambar verbal yang berwarna-warni, ekspresi yang tepat, perbandingan asli. Gunakan berbagai teknik presentasi. Misalnya, kursus tanya jawab, dialogisasi pidato, dari waktu ke waktu hubungi pendengar Anda, jika tidak mereka akan mulai bosan.
Langkah 6
Jadilah persuasif dan emosional. Ketulusan tidak hanya menjaga perhatian audiens, tetapi juga membangkitkan empati terhadap masalah pidato, menginfeksi audiens dengan sikap terhadapnya. Seperti yang dikatakan oleh kebijaksanaan Timur: "Seorang pembicara tidak dapat meyakinkan siapa pun tentang apa yang dia bicarakan jika dia tidak memiliki di dalam hatinya apa yang tidak meninggalkan lidahnya."
Langkah 7
Padukan bahasa lisan dengan cara penyampaian materi yang santai. Ini bekerja dengan baik untuk pendengar, mengajak mereka untuk berpikir dan berbicara bersama. Cara penyajian dimanifestasikan dalam gerak tubuh, postur pembicara, ekspresi wajahnya dan suara suaranya. Ubah intonasi Anda saat berbicara. Bicaralah sekarang dengan suara keras, sekarang dengan suara rendah, hampir berubah menjadi bisikan. Pendengar akan mendengarkan Anda, mencoba menangkap setiap kata yang Anda ucapkan.
Langkah 8
Penampilan adalah yang terpenting. Pakaian pembicara harus selalu rapi, rambut rapi, tangan dan kuku rapi, sepatu dipoles. Jangan eksentrik, karena semua orang akan memandangmu.
Langkah 9
Latih penampilan Anda di depan cermin. Jangan cemberut, jangan membaca di luar angkasa. Bekerja dengan ekspresi wajah. Latihan dalam ketegangan dan relaksasi otot-otot otot.
Langkah 10
Perhatikan diri Anda. Apakah Anda tahu cara berdiri yang benar? Berikut adalah postur pembicara yang optimal: kaki berjarak lima hingga tujuh inci, kaus kaki sedikit terpisah, satu kaki sedikit di depan yang lain, tidak ada ketegangan di lengan dan bahu, leher dan kepala sedikit ke depan, perut ditekuk, dada terbuka.